oleh LPHD Kemutug Lor | Okt 28, 2024 | Desa Kemutug Lor
Banyumas, 28 Oktober 2024 — Dalam upaya memperluas jangkauan dan memperkuat identitas branding, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, secara resmi meluncurkan situs web di wanakaryalestari.or.id. Website ini diharapkan menjadi pusat informasi mengenai berbagai kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh LPHD dalam mengelola dan melestarikan hutan desa.
Melalui website ini, LPHD Wana Karya Lestari akan mempublikasikan informasi terkini terkait kegiatan pelestarian lingkungan, program ekowisata, serta inisiatif kolaboratif dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Masyarakat luas kini dapat lebih mudah mengakses informasi tentang upaya konservasi dan program-program keberlanjutan yang dilakukan LPHD di Desa Kemutug Lor.
Daryono, Ketua LPHD Wana Karya Lestari, menjelaskan bahwa website ini merupakan sarana penting untuk memperkuat komunikasi dan transparansi informasi. “Website ini menjadi media kami untuk berbagi perkembangan terkini dan memperkuat komitmen dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya. Selain membagikan informasi di situs psbanyumas.id, kini LPHD Wana Karya Lestari memanfaatkan website mereka sendiri sebagai identitas digital dan sumber informasi resmi.
Dengan peluncuran wanakaryalestari.or.id, LPHD Wana Karya Lestari berharap dapat menjangkau lebih banyak pihak yang peduli terhadap kelestarian alam dan mengundang dukungan bagi keberlanjutan hutan desa. Langkah ini diharapkan dapat semakin memperkuat tujuan utama LPHD dalam menjaga ekosistem hutan desa demi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
oleh LPHD Kemutug Lor | Jul 31, 2024 | Desa Kemutug Lor
Banyumas, 31 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari, Kemutug Lor, menunjukkan keseriusannya dalam pengelolaan hutan desa dengan menyerahkan berkas permohonan persetujuan rencana penandaan batas areal hutan desa ke Cabang Dinas Kehutanan (CDK) 6 Banyumas. Kunjungan ini dilakukan pada hari 31 Juli 2024 dan disambut langsung oleh Bapak Kaswandi dan Ibu Dua Sativa, pendamping dan penyuluh perhutanan sosial desa Kemutug Lor.
Akbar Bahaulloh, Sekretaris LPHD Wana Karya Lestari, mewakili lembaga dalam menyerahkan berkas tersebut. Berkas ini nantinya akan digabungkan dengan berkas dari LPHD lain di wilayah Banyumas untuk kemudian dikirimkan secara kolektif ke Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL) Wilayah XI Yogyakarta.
Penandaan batas areal hutan desa merupakan langkah penting dalam pengelolaan hutan desa, karena akan memberikan kepastian hukum dan memperjelas wilayah kelola LPHD. Hal ini akan memudahkan LPHD dalam menyusun rencana pengelolaan hutan yang lebih terarah dan berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, Bapak Kaswandi dan Ibu Dua Sativa memberikan pengarahan terkait rencana kerja LPHD Wana Karya Lestari. Mereka juga memberikan motivasi agar LPHD lebih semangat dan fokus dalam mengembangkan kawasan hutan desa.
“Kami berharap LPHD Wana Karya Lestari dapat menjadi contoh bagi LPHD lain dalam pengelolaan hutan desa yang berkelanjutan. Dengan adanya penandaan batas areal hutan desa, diharapkan pengelolaan hutan akan lebih optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,” ujar Bapak Kaswandi.
Langkah proaktif LPHD Wana Karya Lestari dalam mengurus permohonan penandaan batas areal hutan desa menunjukkan komitmen mereka dalam mewujudkan pengelolaan hutan desa yang transparan, partisipatif, dan berkelanjutan.
oleh LPHD Kemutug Lor | Jul 22, 2024 | Desa Kemutug Lor
Kemutug Lor, 22 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari mengambil langkah awal dalam pengelolaan Perhutanan Sosial Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (PS KHDPK) di Kemutug Lor. Sejak Selasa (16/7), pengurus dan anggota LPHD aktif melakukan kegiatan pembersihan rumput liar, seperti rumput pakcing, serta perawatan tanaman pinang di kawasan hutan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya LPHD untuk menggali potensi PS KHDPK Kemutug Lor. Dengan membersihkan rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain, diharapkan potensi hutan dapat lebih optimal dimanfaatkan. Perawatan tanaman pinang juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi hutan.
Ketua LPHD Wana Karya Lestari, Daryono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam pengelolaan PS KHDPK yang berkelanjutan. “Kami berharap dengan perawatan hutan yang intensif, potensi-potensi yang ada di kawasan hutan dapat tergali secara optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat Kemutug Lor,” ujarnya.
Selain pembersihan rumput liar dan perawatan tanaman, LPHD Wana Karya Lestari juga melakukan survei batas kawasan dan potensi di izin kawasan PS KHDPK. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi lain yang dapat dikembangkan, seperti ekowisata, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, dan pengembangan produk olahan hutan.
Dengan semangat dan kerja keras dari pengurus dan anggota LPHD, diharapkan pengelolaan PS KHDPK Kemutug Lor dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata komitmen LPHD Wana Karya Lestari dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

oleh LPHD Kemutug Lor | Jul 22, 2024 | Desa Kemutug Lor
Kemutug Lor, 22 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari kembali menunjukkan inovasi dalam pengelolaan hutan desa. Pada Sabtu (20/7), mereka menggelar kegiatan pembuatan camping forest (camping di hutan) yang diikuti oleh pengurus dan anggota LPHD.
Camping forest ini nantinya akan menjadi salah satu daya tarik wisata baru di Kemutug Lor. Uniknya, camping ini dibangun dengan menggunakan bambu sebagai bahan utama untuk menciptakan bangunan non-permanen yang menyatu dengan alam.
Kegiatan pembuatan camping forest ini merupakan bagian dari upaya LPHD Wana Karya Lestari untuk mengembangkan potensi wisata hutan secara berkelanjutan. Selain memberikan pengalaman berkemah yang unik, camping forest ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui penyediaan lapangan kerja dan penjualan produk-produk lokal.
Ketua LPHD Wana Karya Lestari, Daryono, mengungkapkan bahwa pembangunan camping forest ini merupakan langkah awal dalam pengembangan wisata hutan di Kemutug Lor. “Kami ingin menunjukkan bahwa hutan desa tidak hanya berfungsi sebagai sumber penghidupan, tetapi juga dapat menjadi destinasi wisata yang menarik. Kita semua bisa hidup berdampingan dengan alam.” ujarnya.
Pembangunan camping forest ini juga melibatkan partisipasi aktif dari anggota LPHD yang berasal dari masyarakat desa kemutug lor. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan hutan desa yang mengedepankan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan adanya camping forest yang unik ini, diharapkan Kemutug Lor dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Banyumas. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi LPHD lain untuk mengembangkan potensi wisata hutan secara kreatif dan berkelanjutan.

oleh LPHD Kemutug Lor | Mei 15, 2024 | Artikel, Desa Kemutug Lor
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, popok bayi sekali pakai telah menjadi kebutuhan esensial bagi banyak orang tua. Namun, di balik kepraktisannya, tersembunyi pula sebuah konsekuensi: sampah popok bayi yang menggunung. Diperkirakan, satu bayi menghabiskan sekitar 3.000 popok selama masa balitanya, menghasilkan tonase sampah plastik yang fantastis.
Namun, secercah harapan muncul dari penelitian inovatif yang membuka potensi tersembunyi limbah popok bayi. Bagian inti popok, gel penyerap, menyimpan potensi luar biasa untuk diubah menjadi media tanam yang subur.
Apa itu Gel Penyerap Popok Bayi?
Gel penyerap, umumnya terbuat dari bahan poliakrilamida, memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap dan menahan cairan dalam jumlah besar. Sifat inilah yang menjadikannya ideal untuk popok bayi.
Mengapa Gel Penyerap Popok Bayi Bisa Menjadi Media Tanam?
- Kapasitas Menahan Air: Gel penyerap memiliki kemampuan menahan air hingga 30 kali beratnya. Hal ini berarti media tanam yang dibuat dari gel penyerap popok mampu menyimpan air lebih lama, sehingga mengurangi frekuensi penyiraman dan meminimalisir risiko kekeringan pada tanaman.
- Struktur Porous: Gel penyerap memiliki struktur berpori yang memungkinkan sirkulasi udara dengan baik di dalam media tanam. Sirkulasi udara yang optimal mendukung pertumbuhan akar tanaman dan mencegah pembusukan akar.
- Kandungan Nutrisi: Gel penyerap mengandung serat yang dapat diurai menjadi nutrisi bagi tanaman seiring waktu.
Bagaimana Cara Mengubah Gel Penyerap Popok Bayi Menjadi Media Tanam?
Prosesnya cukup sederhana:
- Pisahkan gel penyerap dari popok bayi.
- Fermentasi Gel dengan menggunakan EM4 agar kotoran bayi menjadi unsur hara yang stabil dan mudah diserap oleh tanaman. Lakukan fermentasi kurang lebih selama 14 hari.
- Setelah difermentasi, gel siap dicampur dengan media tanam. Campurkan gel penyerap dengan media tanam lain seperti tanah, cocopeat, atau sekam bakar dengan perbandingan 1 gel : 3 media tanam.
- Media tanam siap digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman.

Manfaat Mengubah Gel Penyerap Popok Bayi Menjadi Media Tanam:
- Mengurangi sampah popok bayi: Dengan mengubah gel penyerap menjadi media tanam, jumlah sampah popok bayi yang dibuang ke TPA dapat dikurangi.
- Media tanam yang efektif: Gel penyerap menawarkan berbagai keuntungan sebagai media tanam, seperti kapasitas menahan air yang tinggi, struktur porous, dan kandungan nutrisi.
- Ramah lingkungan: Penggunaan media tanam gel penyerap popok mengurangi kebutuhan akan sumber daya alam lainnya yang berpotensi merusak lingkungan.
- Pemanfaatan limbah: Mengubah limbah popok bayi menjadi media tanam merupakan contoh penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Potensi Pengembangan:
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan gel penyerap popok bayi sebagai media tanam. Hal ini termasuk mengembangkan formulasi media tanam yang ideal untuk berbagai jenis tanaman, menguji efektivitasnya dalam jangka panjang, dan memastikan keamanannya bagi lingkungan.
Kesimpulan:
Gel penyerap popok bayi, yang selama ini dianggap sebagai sampah, menyimpan potensi luar biasa untuk diubah menjadi media tanam yang subur dan ramah lingkungan. Dengan pendekatan inovatif dan penelitian berkelanjutan, limbah popok bayi dapat ditransformasi menjadi sumber daya yang bermanfaat dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.