+62 852 9374 6110

sungging.s@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

LPMDPH Bahas Masa Depan Perhutanan Sosial Bersama Kelompok Tani Banyumas dan Sekitarnya

LPMDPH Bahas Masa Depan Perhutanan Sosial Bersama Kelompok Tani Banyumas dan Sekitarnya

Purbalingga, 15 Desember 2024 – Acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Desa dan Perlindungan Hutan (LPMDPH) berhasil menjadi forum produktif untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam program Perhutanan Sosial (PS KHDPK). Bertempat di Aula Gubug Tani, Desa Tlagayasa, Kecamatan Bobotsari, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kelompok tani dari lima kabupaten, termasuk Banyumas, serta pendamping dari berbagai instansi.

Acara ini difokuskan pada dua hal utama: menyusun strategi audiensi untuk mempercepat proses penerbitan izin PS KHDPK yang masih tertunda dan memperkuat pengelolaan kawasan melalui digitalisasi kegiatan kelompok tani.

Audiensi untuk Percepatan Izin PS KHDPK

Para peserta, termasuk perwakilan dari kelompok tani di Banyumas, mengeluhkan proses penerbitan izin yang belum kunjung selesai. Hal ini dinilai menghambat rencana pengelolaan lahan dan program pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, LPMDPH menyarankan adanya audiensi bersama Kementerian Kehutanan agar masalah ini dapat segera diselesaikan.

LPMDPH akan memfasilitasi koordinasi antar kelompok tani untuk merumuskan poin-poin penting yang akan disampaikan dalam audiensi. Harapannya, langkah ini bisa memberikan kejelasan dan solusi konkret bagi kelompok tani yang telah lama menunggu kejelasan izin.

Digitalisasi untuk Perhutanan Sosial yang Berdaya Saing

Salah satu sesi diskusi menarik datang dari Akbar Bahaulloh, perwakilan Wana Karya Lestari. Akbar berbagi pengalaman bagaimana Wana Karya Lestari telah memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung transparansi dan promosi kegiatan mereka.

“Digitalisasi adalah kunci untuk memperluas jangkauan program kita. Dengan membuat website atau platform online, masyarakat dapat lebih mudah mengenal potensi hutan desa, dan peluang kolaborasi dengan pihak luar juga semakin besar,” jelas Akbar.

Ia mengajak kelompok tani lain untuk mulai memanfaatkan teknologi digital, baik untuk mendokumentasikan kegiatan, mempromosikan produk, maupun menjalin komunikasi dengan pihak terkait. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya saing pengelolaan Perhutanan Sosial di tengah perkembangan zaman.

Komitmen Bersama untuk Masa Depan Perhutanan Sosial

Acara yang berlangsung interaktif ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal untuk langkah-langkah strategis yang lebih konkret, baik dalam hal audiensi maupun inovasi pengelolaan. Dengan kolaborasi antara LPMDPH, kelompok tani, dan pendamping Perhutanan Sosial, masa depan pengelolaan KHDPK diyakini akan lebih cerah.

“Kami optimis dengan adanya diskusi seperti ini. Tantangan seperti izin yang belum selesai atau kendala teknologi bisa kita atasi bersama-sama,” ujar salah satu peserta dari Banyumas.

LPMDPH menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi kelompok tani dan memastikan pengelolaan Perhutanan Sosial menjadi model keberhasilan yang berkelanjutan. 🌿✨

Cafe Kompas: Wujud Pengembangan Ekowisata di Hutan Desa Kemutug Lor

Cafe Kompas: Wujud Pengembangan Ekowisata di Hutan Desa Kemutug Lor

Sebagai bagian dari inovasi pengelolaan Perhutanan Sosial, Wana Karya Lestari resmi membuka Cafe Kompas, sebuah unit usaha baru di bawah KUPS Wana Wisata Lembah Slamet. Terletak di kawasan Hutan Desa Kemutug Lor, cafe ini dirancang untuk mendukung ekowisata berbasis masyarakat sambil mempromosikan kelestarian lingkungan.

Grand Opening Cafe Kompas dirayakan dengan acara syukuran sederhana yang dihadiri oleh pengurus harian Wana Karya Lestari bersama keluarga mereka. Acara ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus komitmen untuk memulai langkah baru dalam pengelolaan hutan yang tidak hanya lestari tetapi juga produktif secara ekonomi.

Penghubung Wisata dan Komunitas Lokal

Cafe Kompas berfungsi sebagai pusat aktivitas bagi wisatawan yang berkunjung ke Hutan Desa Kemutug Lor, baik untuk mendaki Gunung Slamet, menikmati Camping Forest, maupun sekadar bersantai menikmati suasana asri kawasan hutan. Selain menyajikan makanan dan minuman khas lokal, cafe ini juga direncanakan menjual produk-produk hasil hutan bukan kayu, seperti madu, kopi, dan teh herbal yang menjadi andalan masyarakat sekitar.

“Cafe ini bukan hanya tempat untuk bersantai tetapi juga penghubung antara wisatawan dan produk-produk lokal masyarakat. Dengan konsep yang menyatu dengan alam, kami berharap Cafe Kompas menjadi daya tarik baru di lereng Gunung Slamet,” ujar Ketua KUPS Wana Wisata Lembah Slamet, L. Hayuwanto.

Konsep Ramah Lingkungan

Mengusung prinsip keberlanjutan, Cafe Kompas dibangun dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti bambu. Desain ini tidak hanya estetis tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan. Lokasi cafe yang strategis di dekat jalur pendakian juga memudahkan pengunjung menikmati layanan tanpa mengganggu ekosistem hutan.

Komitmen untuk Pelestarian dan Pemberdayaan

Pembukaan Cafe Kompas menjadi bagian dari upaya Wana Karya Lestari dalam mengintegrasikan pelestarian hutan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui KUPS, masyarakat setempat dilibatkan dalam pengelolaan cafe dan aktivitas pendukung lainnya. Dengan kolaborasi ini, diharapkan kawasan Hutan Desa Kemutug Lor terus berkembang sebagai model Perhutanan Sosial yang sukses.

Untuk wisatawan yang ingin menikmati suasana alam sekaligus mendukung ekowisata berbasis komunitas, Cafe Kompas kini siap menyambut Anda di lereng Gunung Slamet. 🌿☕

Wana Karya Lestari Bangun Gerbang Baru Pendakian Gunung Slamet untuk Dukung Ekowisata

Wana Karya Lestari Bangun Gerbang Baru Pendakian Gunung Slamet untuk Dukung Ekowisata

Sebagai bagian dari pengelolaan kawasan hutan desa yang berkelanjutan, Wana Karya Lestari memulai pembangunan gerbang pendakian baru untuk jalur Gunung Slamet via Baturraden. Gerbang ini dirancang untuk menggantikan gerbang lama yang letaknya cukup jauh dari jalur utama, dengan lokasi baru yang lebih strategis di samping basecamp Wana Karya Lestari, dekat jalan raya Baturraden-Serang.

Gerbang baru ini tidak hanya mempermudah akses bagi para pendaki tetapi juga menjadi simbol komitmen Wana Karya Lestari dalam meningkatkan pengalaman wisata berbasis komunitas. “Kami ingin memastikan jalur pendakian lebih mudah dijangkau, sekaligus mendukung tata kelola ekowisata yang lebih terorganisasi,” ujar L. Hayuwanto, Ketua KUPS Wana Wisata Lembah Slamet.

Selain membangun gerbang, Wana Karya Lestari juga menggagas berbagai inisiatif pendukung, seperti:

  • Perawatan Jalur Pendakian: Bersama komunitas pecinta alam, jalur dari basecamp hingga pos-pos pendakian rutin dibersihkan dan diperbaiki.
  • Pengelolaan Wisata Ramah Lingkungan: Setiap pendaki yang melewati gerbang baru akan mendapatkan edukasi tentang peraturan pendakian dan pentingnya menjaga ekosistem hutan.

Dengan pendekatan berbasis masyarakat, Wana Karya Lestari berharap inisiatif ini tidak hanya meningkatkan potensi wisata tetapi juga memperkuat kesadaran akan pelestarian lingkungan. Langkah ini sejalan dengan semangat program Perhutanan Sosial yang mengintegrasikan pengelolaan hutan dengan pemberdayaan ekonomi lokal.

Gerbang baru ini dirancang untuk selesai dalam waktu dekat dan diharapkan menjadi salah satu daya tarik utama jalur Gunung Slamet via Baturraden. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi platform resmi Perhutanan Sosial Banyumas.

Hutan Desa Kemutug Lor sebagai Model Pelestarian Hutan Desa di Banyumas

Hutan Desa Kemutug Lor sebagai Model Pelestarian Hutan Desa di Banyumas

Hutan Desa Kemutug Lor kembali menjadi sorotan positif dalam pelestarian lingkungan dengan digelarnya kegiatan penanaman pohon bersama pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia. Acara yang diinisiasi oleh Wana Karya Lestari ini berhasil mengundang partisipasi berbagai komunitas pecinta alam dari wilayah Banyumas dan sekitarnya. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan tutupan hijau di kawasan hutan desa, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan ekosistem.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari perwakilan Wana Karya Lestari yang menjelaskan pentingnya sinergi antara masyarakat, komunitas, dan pihak-pihak terkait dalam mengelola sumber daya hutan secara lestari. “Penanaman pohon ini adalah simbol dari upaya kolektif kita untuk menjaga kelestarian hutan dan kehidupan di dalamnya. Melalui kolaborasi ini, kami berharap Hutan Desa Kemutug Lor dapat menjadi contoh pengelolaan hutan yang berorientasi pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Willy Daeng Kumara, salah satu perwakilan Wana Karya Lestari.

Kawasan hutan desa yang dikelola oleh Wana Karya Lestari telah lama menjadi bagian dari program Perhutanan Sosial di Banyumas. Kegiatan seperti ini tidak hanya mendorong penghijauan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya hutan dalam mitigasi perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati. Beberapa komunitas seperti BAAJ Peduli Alam dan Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI), LPP PCNU Banyumas, MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Banyumas, Bio Explorer Unsoed, dan MIPL (Mahasiswa Informatika Peduli Lingkungan) turut berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam konservasi, memperkaya diskusi selama acara.

Dengan luas kawasan yang terus dijaga kelestariannya, Hutan Desa Kemutug Lor diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi hutan desa lain di Banyumas. Wana Karya Lestari menegaskan komitmen mereka untuk terus menggalakkan program seperti ini, seraya memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan. Kegiatan ini menunjukkan bagaimana Perhutanan Sosial dapat menjadi solusi bagi pelestarian lingkungan sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Wana Karya Lestari Tingkatkan Kapasitas Hukum dan Bisnis dalam Pengelolaan Hutan

Wana Karya Lestari Tingkatkan Kapasitas Hukum dan Bisnis dalam Pengelolaan Hutan

Baturraden, 22-23 November 2024 – Wana Karya Lestari menghadiri pelatihan bertajuk Penguatan Hukum Bisnis Berbasis Masyarakat dan Ekologis Bersama Petani Hutan di Jawa, yang diadakan oleh Perkumpulan HuMa dan Dewan Kehutanan Nasional (DKN)  di Wisata Alam Bukit Tengtung, Desa Karangsalam Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas. Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kemampuan masyarakat pengelola hutan dalam menghadapi berbagai tantangan terkait akses, perjanjian bisnis, dan pengelolaan kawasan hutan berbasis ekologi.

Melalui pelatihan ini, peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang mekanisme bisnis hutan dan dasar-dasar hukum yang penting dalam perjanjian kerja sama. Fokus utama acara adalah melatih peserta agar mampu menegosiasikan hak-hak mereka dengan adil dan menjalin perjanjian yang tidak merugikan masyarakat. Hal ini menjadi penting mengingat beberapa temuan HuMa dalam Ekspedisi Hutan Jawa menunjukkan bahwa masyarakat sering kali berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam pengelolaan hutan.

Perwakilan dari Wana Karya Lestari menyambut baik pelatihan ini. “Kegiatan ini memberikan banyak wawasan baru bagi kami, terutama tentang bagaimana memastikan kesepakatan bisnis yang berpihak pada masyarakat serta tetap menjaga prinsip keberlanjutan,” ujar salah satu perwakilan.

Sebagai kelompok yang aktif dalam pengelolaan kawasan hutan Desa Kemutug Lor, Wana Karya Lestari melihat pelatihan ini sebagai peluang untuk memperkuat langkah mereka dalam menjaga kelestarian hutan sembari mengembangkan usaha berbasis komunitas. Selain itu, forum diskusi yang melibatkan peserta dari berbagai wilayah di Pulau Jawa juga membuka ruang berbagi pengalaman dan strategi dalam pengelolaan hutan.

Menurut Sahdi Sutisna dari Kamar Masyarakat Dewan Kehutanan Nasional Regio Jawa menjelaskan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman hukum yang utuh terkait dengan hak-hak masyarakat desa hutan dalam melakukan usaha ataupun bisnis di sektor kehutanan, sehingga dengan pelatihan ini peserta mempunyai landasan yang kuat dalam melakukan perjanjian bisnis dan pengelolaan kawasan hutan berbasis ekologi.

Dengan keikutsertaan dalam pelatihan ini, Wana Karya Lestari berharap dapat terus meningkatkan kapasitas anggotanya dan menjadi contoh pengelolaan hutan yang tidak hanya berkelanjutan secara ekologis, tetapi juga bermanfaat secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Wana Karya Lestari Ikuti Pelatihan Penguatan Hukum Bisnis Berbasis Masyarakat dan Ekologis