Kemutug Lor– Dalam sebuah penemuan yang menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan, tim peneliti gabungan dari Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari Desa Kemutug Lor dan Yayasan Burung Indonesia berhasil mengidentifikasi keberadaan populasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan hutan dengan pengelolaan khusus (KHDPK) Desa Kemutug Lor. Penemuan ini merupakan hasil dari survei lapangan yang intensif yang dilakukan sejak 4 Agustus lalu sebagai bagian dari upaya pemetaan potensi lahan KHDPK.
Elang Jawa, salah satu spesies burung raptor paling ikonik di Indonesia, saat ini terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Populasi burung predator ini terus mengalami penurunan akibat kehilangan habitat, perburuan, dan gangguan manusia lainnya. Oleh karena itu, penemuan populasi Elang Jawa di kawasan Kemutug Lor menjadi kabar baik bagi upaya konservasi satwa liar di Jawa.
Selain Elang Jawa, tim peneliti juga berhasil mendokumentasikan keberadaan beberapa spesies burung endemik Jawa lainnya, seperti Takur bututut, Takur tohtor, dan Wergan jawa. Namun, di balik temuan-temuan positif tersebut, tim peneliti juga menemukan sejumlah ancaman yang dihadapi oleh keanekaragaman hayati di kawasan ini.
Willy, seorang anggota LPHD Wana Karya Lestari, mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan masyarakat setempat, intensitas suara kicauan burung di kawasan tersebut telah mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan populasi burung secara umum di wilayah tersebut.
“Dulu, ketika saya naik ke sini, suara burung sangat ramai. Tapi sekarang, suaranya sudah mulai sepi,” ujar Willy.
Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap penurunan populasi burung di kawasan ini, termasuk perambahan hutan, perburuan, dan penggunaan pestisida. Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan habitat bagi burung.
Selama survei, tim peneliti juga menemukan bukti adanya aktivitas perburuan burung di sekitar jalur pendakian. Ditemukannya bekas-bekas jaring burung di lokasi ini menunjukkan bahwa ancaman perburuan masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani.
Upaya Konservasi
Menyikapi temuan ini, LPHD Wana Karya Lestari bersama Perhimpunan Burung Indonesia berencana untuk meningkatkan upaya konservasi di kawasan KHDPK Kemutug Lor. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain:
Peningkatan patroli dan pengawasan: Untuk mencegah perburuan dan aktivitas ilegal lainnya.
Sosialisasi kepada masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan satwa liar.
Pengembangan ekowisata: Sebagai alternatif mata pencaharian bagi masyarakat sekitar yang berkelanjutan.
Penelitian lebih lanjut: Untuk memahami lebih dalam tentang ekologi Elang Jawa dan spesies burung lainnya di kawasan ini.
“Penemuan Elang Jawa ini adalah sebuah anugerah sekaligus tantangan bagi kita semua. Kita harus bekerja sama untuk melindungi habitat mereka dan memastikan kelangsungan hidup spesies ini Huda untuk generasi mendatang,” ujar Ikmal Maulanal dari Burung Indonesia.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, diharapkan upaya konservasi di kawasan KHDPK Kemutug Lor dapat berhasil dan memberikan manfaat bagi kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Banyumas, 31 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari, Kemutug Lor, menunjukkan keseriusannya dalam pengelolaan hutan desa dengan menyerahkan berkas permohonan persetujuan rencana penandaan batas areal hutan desa ke Cabang Dinas Kehutanan (CDK) 6 Banyumas. Kunjungan ini dilakukan pada hari 31 Juli 2024 dan disambut langsung oleh Bapak Kaswandi dan Ibu Dua Sativa, pendamping dan penyuluh perhutanan sosial desa Kemutug Lor.
Akbar Bahaulloh, Sekretaris LPHD Wana Karya Lestari, mewakili lembaga dalam menyerahkan berkas tersebut. Berkas ini nantinya akan digabungkan dengan berkas dari LPHD lain di wilayah Banyumas untuk kemudian dikirimkan secara kolektif ke Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL) Wilayah XI Yogyakarta.
Penandaan batas areal hutan desa merupakan langkah penting dalam pengelolaan hutan desa, karena akan memberikan kepastian hukum dan memperjelas wilayah kelola LPHD. Hal ini akan memudahkan LPHD dalam menyusun rencana pengelolaan hutan yang lebih terarah dan berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, Bapak Kaswandi dan Ibu Dua Sativa memberikan pengarahan terkait rencana kerja LPHD Wana Karya Lestari. Mereka juga memberikan motivasi agar LPHD lebih semangat dan fokus dalam mengembangkan kawasan hutan desa.
“Kami berharap LPHD Wana Karya Lestari dapat menjadi contoh bagi LPHD lain dalam pengelolaan hutan desa yang berkelanjutan. Dengan adanya penandaan batas areal hutan desa, diharapkan pengelolaan hutan akan lebih optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,” ujar Bapak Kaswandi.
Langkah proaktif LPHD Wana Karya Lestari dalam mengurus permohonan penandaan batas areal hutan desa menunjukkan komitmen mereka dalam mewujudkan pengelolaan hutan desa yang transparan, partisipatif, dan berkelanjutan.
Kemutug Lor, 22 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari mengambil langkah awal dalam pengelolaan Perhutanan Sosial Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (PS KHDPK) di Kemutug Lor. Sejak Selasa (16/7), pengurus dan anggota LPHD aktif melakukan kegiatan pembersihan rumput liar, seperti rumput pakcing, serta perawatan tanaman pinang di kawasan hutan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya LPHD untuk menggali potensi PS KHDPK Kemutug Lor. Dengan membersihkan rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain, diharapkan potensi hutan dapat lebih optimal dimanfaatkan. Perawatan tanaman pinang juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi hutan.
Ketua LPHD Wana Karya Lestari, Daryono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam pengelolaan PS KHDPK yang berkelanjutan. “Kami berharap dengan perawatan hutan yang intensif, potensi-potensi yang ada di kawasan hutan dapat tergali secara optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat Kemutug Lor,” ujarnya.
Selain pembersihan rumput liar dan perawatan tanaman, LPHD Wana Karya Lestari juga melakukan survei batas kawasan dan potensi di izin kawasan PS KHDPK. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi lain yang dapat dikembangkan, seperti ekowisata, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, dan pengembangan produk olahan hutan.
Dengan semangat dan kerja keras dari pengurus dan anggota LPHD, diharapkan pengelolaan PS KHDPK Kemutug Lor dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata komitmen LPHD Wana Karya Lestari dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kemutug Lor, 22 Juli 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wana Karya Lestari kembali menunjukkan inovasi dalam pengelolaan hutan desa. Pada Sabtu (20/7), mereka menggelar kegiatan pembuatan camping forest (camping di hutan) yang diikuti oleh pengurus dan anggota LPHD.
Camping forest ini nantinya akan menjadi salah satu daya tarik wisata baru di Kemutug Lor. Uniknya, camping ini dibangun dengan menggunakan bambu sebagai bahan utama untuk menciptakan bangunan non-permanen yang menyatu dengan alam.
Kegiatan pembuatan camping forest ini merupakan bagian dari upaya LPHD Wana Karya Lestari untuk mengembangkan potensi wisata hutan secara berkelanjutan. Selain memberikan pengalaman berkemah yang unik, camping forest ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui penyediaan lapangan kerja dan penjualan produk-produk lokal.
Ketua LPHD Wana Karya Lestari, Daryono, mengungkapkan bahwa pembangunan camping forest ini merupakan langkah awal dalam pengembangan wisata hutan di Kemutug Lor. “Kami ingin menunjukkan bahwa hutan desa tidak hanya berfungsi sebagai sumber penghidupan, tetapi juga dapat menjadi destinasi wisata yang menarik. Kita semua bisa hidup berdampingan dengan alam.” ujarnya.
Pembangunan camping forest ini juga melibatkan partisipasi aktif dari anggota LPHD yang berasal dari masyarakat desa kemutug lor. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan hutan desa yang mengedepankan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan adanya camping forest yang unik ini, diharapkan Kemutug Lor dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Banyumas. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi LPHD lain untuk mengembangkan potensi wisata hutan secara kreatif dan berkelanjutan.
Rabu, 19 Juni 2024 – Tim Burung Indonesia berkunjung ke Kantor Desa Kemutug Lor untuk berbincang dan berdiskusi dengan Kepala Desa. Tim yang dipimpin oleh Andriansyah dan diikuti oleh Sungging Septivianto, Ikmal Maulana Huda, dan Sausani Nabila Afafi datang untuk menjelaskan tujuan Burung Indonesia yaitu untuk mendorong pelestarian kehati di Desa Kemutug Lor. Desa Kemutug Lor merupakan satu diantara desa hulu dari Lereng Selatan Gunung Slamet. Secara teknis, tim Burung Indonesia akan mendampingi LPHD untuk menyusun rencana pengelolaan hutan desa yang surat legalitasnya telah diterima pada Februari 2024,”Tutur Andriansyah.
Burung Indonesia merupakan organisasi yang bergerak di bidang konservasi keanekaragaman hayati khususnya dalam pelestarian burung. “Burung Indonesia datang kesini sebagai perwakilan dari burung – burung yang tidak dapat bicara supaya kita bisa bersama-sama menjaga alam,” ujar Andriansyah selaku manager program Jawa di Burung Indonesa.
Burung Indonesia memandang, kegiatan konservasi secara holistik tidak hanya melibatkan hewan dan tumbuhannya saja tetapi juga habitat atau lingkungan sekaligus masyarakat yang ada disekitar hutan. Kedatangan Burung Indonesia tidak membawa dana yang cukup, namun tim kami memiliki pengetahuan, jaringan, dan semangat yang akan disebarkan ke masyarakat sehingga dapat membantu warga desa untuk bersama-sama membangun Desa agar lebih sejahtera,”Lanjutnya.
Kepala Desa Kemutug Lor, Sarwono menyambut baik kedatangan tim Burung Indonesia yang memiliki misi untuk mewujudkan hutan lestari dan kesejahteraan masyarakat. Pada September 2023, Desa Kemutug Lor berhasil mendapatkan SK KHDPK dengan skema hutan desa seluas 247 ha di wilayah hutan lindung. KHDPK atau Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus merupakan kawasan hutan yang sebelumnya dikelola oleh Perum Perhutani yang kemudian diserahkan pengelolaan sepenuhnya kepada masyarakat desa hutan. Hutan lindung di Desa Kemutug Lor yang sebelumnya dikelola oleh Perhutani, kini menjadi hutan desa yang tanggungjawabnya dilimpahkan ke Desa Kemutug Lor melalui LPHD (Lembaga Pengelola Desa Hutan). Hutan desa tersebut difungsikan sebagai hutan lindung sehingga memiliki keterbatasan pemanfaatan karena tidak bisa sembarangan melakukan penebangan dan pengelolaan hutan selayaknya hutan produksi, namun banyak opsi lain yang dapat dimanfaatkan di kawasan hutan lindung. “Desa Kemutug Lor akhirnya memiliki tambahan hutan desa. Kita harus optimis untuk mengeluarkan segala potensi yang ada di dalam kawasan hutan tersebut minimal hutannya lestari,” Tutur Sarwono.
Mengakhiri kunjungan, Andriansyah menginformasikan bahwa dalam waktu dekat tim Burung Indonesia bersama LPHD akan menggali potensi dan tantangan dalam pelestarian keanekaragaman hayati di Desa Kemutug Lor. Selain itu, Burung Indonesia juga akan mendampingi dalam penguatan kapasitas pemerintah desa dan LPHD untuk pengelolaan hutan desa sesuai dengan regulasi pemerintah. Desa Kemutug Lor memiliki kekuatan sinergi yang baik, namun tantangannya adalah perlu untuk mencari titik-titik strategis yang bisa dimanfaatkan sekaligus tetap dijaga alamnya. Tim Burung Indonesia hanya dapat membantu memfasilitasi dan menguatkan, selanjutnya masyarakat Desa Kemutug Lor yang mengelola desanya dan memanen hasil alamnya.(SAU)
Dewan Pengawas Perhutani tengah melihat praktek perhutanan sosial kemitraan di Desa Karangsalam Lor (Foto : LMDH Wana Lestari)
Desa Karangsalam Lor, 23 Mei 2024 – Noer Fauzi Rachman, Ph.D., yang akrab dipanggil Pak Oji, selaku anggota Dewan Pengawas Perhutani, melakukan kunjungan ke lokasi perhutanan sosial dengan skema KulinKK di Desa Karangsalam Lor. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau praktik perhutanan sosial kemitraan yang dijalankan oleh kelompok masyarakat desa.
Dalam kunjungan tersebut, Pak Oji berbincang dengan Sisworo, Ketua LMDH Wana Lestari, yang turut didampingi oleh Budi Satrio dari Melung. Pak Oji juga melakukan peninjauan langsung ke lahan hutan yang telah ditanami berbagai jenis tanaman seperti Damar, Puspa, Alpukat, dan Kopi. Saat melihat kondisi lahan, Pak Oji memberikan beberapa tips berharga kepada kelompok. Salah satunya adalah saran untuk memberikan jalur pembuangan air bagi tanaman Alpukat agar air tidak menggenang dan menyebabkan akar busuk. Selain itu, ia juga menganjurkan LMDH untuk memperbanyak penanaman bambu, yang tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.
Pak Oji juga menyarankan agar ditanam tanaman Kersem dan Salam untuk menyediakan sumber pakan bagi burung-burung. Keberadaan burung di lokasi wisata Bukit Tengtung diharapkan dapat memberikan kesan positif bagi para pengunjung.
Sisworo juga menjelaskan kepada Pak Oji bahwa di lokasi perhutanan sosial Desa Karangsalam Lor telah dilakukan kegiatan konservasi burung Elang Jawa. “Kami mengajak mantan pemburu untuk menjaga sarang dan menjadikannya wisata minat khusus dan fotografi. Dengan cara ini, burungnya tetap bisa hidup di alam dan secara ekonomi tetap bisa menghasilkan pendapatan,” ungkap Sisworo.
Setelah itu, Sisworo mengajak Pak Oji untuk melihat lokasi wisata Bukit Tengtung yang tengah dikembangkan oleh koperasi. Dalam kesempatan ini, Pak Oji memberikan masukan agar di lokasi wisata ini dapat dibuat sesuatu yang unik. Misalnya, bisa dikembangkan kuliner dari aneka olahan rebung, teh bunga telang, teh bunga rosela, dan potensi-potensi lainnya. Ide-ide ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dalam kesempatan ini, Sisworo juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai rencana spin-off Perhutani kepada PT. Palawi. Ia khawatir bahwa spin-off ini akan merugikan hasil kerja keras kelompok. Sisworo berharap agar Perhutani senantiasa mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait transformasi dari SK Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KulinKK) menjadi Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP).
Sisworo menjelaskan bahwa kelompoknya telah mengikuti semua aturan yang ditetapkan, termasuk membentuk koperasi sebagai syarat KKPP. Namun, hingga kini, status nota perjanjian kerjasama (PKS) dengan Perhutani masih belum ditandatangani. Ia berharap agar proses ini dapat segera diselesaikan sehingga kelompok dapat terus mengembangkan perhutanan sosial dengan lebih baik.
Kunjungan Pak Oji diakhiri dengan harapan bahwa sinergi antara Perhutani dan kelompok masyarakat dapat terus ditingkatkan demi kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan. (Redaksi)
Anggota LMDH Gempita tengah melakukan pembersihan dan penataan lokasi Wisata Curug Muntu (Foto : LMDH Gempita)
Banyumas – Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Gempita terus berupaya mengembangkan potensi wilayah persetujuan perhutanan sosial di Desa Ketenger. Salah satu langkah konkret yang mereka ambil adalah mengelola dan mengembangkan Curug Muntu sebagai destinasi wisata alam. Ketua LMDH Gempita, Purnomo, menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas perburuan burung liar yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi beberapa anggota LMDH. “Dengan dikembangkannya lokasi wisata Curug Muntu, diharapkan profesi berburu dapat dikurangi hingga bisa berhenti,” tutur Purnomo pada Minggu 24 Maret 2024.
Dukungan dari Perkumpulan Burung Indonesia
Kesadaran untuk menjaga burung-burung di hutan semakin meningkat setelah adanya pendampingan dari Perkumpulan Burung Indonesia. Purnomo mengakui bahwa burung-burung di hutan merupakan aset alam yang harus dikelola secara bijaksana. “Kami sadar bahwa burung-burung di hutan juga merupakan aset alam yang harus dijaga dan dikelola secara bijaksana oleh lembaga,” ujarnya.
Meningkatkan Patroli Hutan dan Keamanan Lingkungan
Selain mengembangkan wisata alam, LMDH Gempita juga berkomitmen untuk meningkatkan patroli hutan guna menjaga wilayah dari kebakaran, pencurian, dan tindakan-tindakan yang melanggar hukum serta merusak lingkungan. Mereka menyadari pentingnya menjaga kelestarian hutan untuk kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. “Kami sadar sebagai masyarakat yang tinggal dekat hutan harus sejahtera dari potensi hutan, untuk itu kita juga harus menjaganya agar bisa diwariskan kepada anak cucu,” tambah Purnomo.
Rencana Pengamatan Flora dan Fauna
LMDH Gempita juga merencanakan usaha pengamatan flora dan fauna, termasuk burung-burung yang dilindungi. Hutan sosial yang mereka kelola memiliki banyak satwa dan tumbuhan yang dilindungi, seperti elang jawa, owa jawa, anggrek hutan, dan lainnya. Selain itu, dari hutan tersebut juga mengalir sumber-sumber air yang sangat besar yang telah bermanfaat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan air minum bagi penduduk Kota Purwokerto, tetapi juga untuk pembangkit energi listrik yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Dalam upaya menjaga kelestarian hutan, LMDH Gempita menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, pihak swasta, dan perguruan tinggi. Dukungan tersebut sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan program-program konservasi dan pengembangan potensi hutan yang mereka jalankan. Dengan kerjasama yang solid, LMDH Gempita optimis bahwa mereka dapat mencapai kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.
Dengan berbagai inisiatif dan program yang dijalankan, LMDH Gempita berharap dapat memberikan contoh positif bagi desa-desa lain dalam pengelolaan hutan sosial yang berkelanjutan. (Redaksi)
Di Desa Karangsalam Lor, terdapat sebuah kelompok masyarakat yang berkomitmen pada perlindungan keanekaragaman hayati, khususnya burung elang jawa yang
dilindungi. Kelompok ini adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari, yang menerima Persetujuan Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola kawasan hutan di desa mereka. Melalui berbagai upaya, termasuk kegiatan birdwatching, mereka berkontribusi signifikan terhadap konservasi burung elang jawa dan habitatnya.
Foto : LMDH Wana Lestari
Elang Jawa: Spesies yang Dilindungi
Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies burung pemangsa yang endemik di Pulau Jawa. Dengan ciri khas jambul yang menyerupai burung Garuda, elang jawa memiliki nilai simbolis dan ekologis yang tinggi. Sayangnya, spesies ini menghadapi ancaman serius dari perusakan habitat, perburuan liar, dan gangguan manusia. Status konservasi elang jawa saat ini berada pada kategori Terancam Punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Peran LMDH Wana Lestari
LMDH Wana Lestari telah mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi burung elang jawa yang bersarang di area perhutanan sosial yang mereka kelola. Menurut Sisworo, Ketua LMDH Wana Lestari, mereka menjaga dan mengelola habitat elang jawa melalui kegiatan birdwatching. Birdwatching bukan hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga edukasi dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Konservasi melalui Birdwatching
1. Pengawasan dan Perlindungan : Anggota LMDH Wana Lestari rutin melakukan patroli dan pengawasan di sekitar sarang elang jawa. Aktivitas ini membantu mencegah gangguan manusia dan perburuan liar yang dapat mengancam keberlangsungan populasi elang jawa.
2. Edukasi Masyarakat : Kegiatan birdwatching melibatkan masyarakat dan wisatawan untuk mengamati burung elang jawa di habitat alaminya. Ini menjadi sarana edukasi tentang pentingnya konservasi burung pemangsa dan peran mereka dalam ekosistem.
3. Peningkatan Ekonomi Lokal : Birdwatching menarik minat wisatawan, yang pada gilirannya mendukung ekonomi lokal melalui pendapatan dari pariwisata ekologi. Ini menciptakan insentif bagi masyarakat untuk terus melestarikan lingkungan mereka.
Foto : LMDH Wana Lestari
Partisipasi Lokal hingga Mancanegara
Kegiatan birdwatching yang diinisiasi oleh LMDH Wana Lestari telah berhasil mengundang partisipasi dari warga lokal hingga mancanegara. Wisatawan dari berbagai belahan dunia datang ke Desa Karangsalam Lor untuk melihat langsung burung elang jawa di habitat aslinya. Partisipasi yang luas ini menunjukkan daya tarik global dari upaya konservasi dan pentingnya perlindungan spesies yang terancam punah.
Dampak Positif dari Partisipasi
1. Kesadaran Global : Partisipasi internasional dalam kegiatan birdwatching membantu meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya konservasi elang jawa dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
2. Pertukaran Budaya : Interaksi antara warga lokal dan wisatawan mancanegara menciptakan pertukaran budaya yang kaya, memperkuat hubungan antarbangsa, dan mempromosikan perdamaian serta kerjasama internasional dalam konservasi.
3. Pendapatan Ekonomi : Kunjungan wisatawan meningkatkan pendapatan lokal melalui layanan pariwisata seperti pemandu, penginapan, dan kuliner, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat.
LMDH Wana Lestari di Desa Karangsalam Lor merupakan contoh inspiratif bagaimana kelompok masyarakat dapat berkontribusi pada perlindungan keanekaragaman hayati melalui pengelolaan hutan sosial. Dengan menjaga sarang elang jawa dan mempromosikan birdwatching, mereka tidak hanya melindungi spesies yang terancam punah, tetapi juga mengedukasi masyarakat dan meningkatkan ekonomi lokal.
Komitmen dan tindakan nyata dari LMDH Wana Lestari menegaskan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam konservasi alam. Partisipasi dari warga lokal hingga mancanegara menunjukkan bahwa upaya konservasi dapat menggalang dukungan luas dan memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua kehidupan di Bumi. (Redaksi)
Baturaden, sebuah daerah wisata terkenal yang terletak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia, menawarkan berbagai pemandangan alam yang menakjubkan dan kegiatan menarik bagi para pengunjungnya. Salah satu tempat yang patut dikunjungi di Baturaden adalah Bukit Tengtung. Bukit Tengtung menawarkan pengalaman yang unik dengan menggabungkan keindahan alam dengan kegiatan camping ground dan camper van.
Keindahan Bukit Tengtung Baturaden
Bukit Tengtung Baturaden menawarkan pemandangan alam yang spektakuler. Dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, pengunjung dapat menikmati pemandangan panorama yang menakjubkan. Dari lokasi camping ground, mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan citylight purwokerto, perbukitan yang terhampar, dan pemandangan gunung slamet yang tampak jelas. Udara segar dan sejuk di Bukit Tengtung membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk beristirahat dan bersantai.
Camping Ground di Bukit Tengtung
Salah satu daya tarik utama Bukit Tengtung adalah fasilitas camping ground yang tersedia di sana. Para pengunjung dapat memesan tenda atau mendirikan tenda mereka sendiri dan menikmati pengalaman berkemah di tengah keindahan alam. Area camping ground yang luas dan terawat dengan baik menawarkan tempat yang nyaman bagi para pengunjung untuk bersantai, bermain, dan menikmati malam di bawah langit bintang.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti area api unggun, toilet umum, dan area parkir yang cukup memudahkan para pengunjung. Anda dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga atau teman-teman Anda, bermain game outdoor, atau hanya duduk bersantai sambil menikmati suasana yang tenang.
Camper Van di Bukit Tengtung
Bagi mereka yang ingin menggabungkan petualangan alam dengan kenyamanan dan fleksibilitas perjalanan, Bukit Tengtung juga menyediakan area khusus untuk Camper Van. Camper Van adalah kendaraan yang dilengkapi dengan fasilitas tidur, dapur, dan kamar mandi portabel. Dengan menggunakan Camper Van, Anda dapat menjelajahi keindahan Bukit Tengtung dan sekitarnya dengan mudah.
Area khusus Camper Van di Bukit Tengtung dilengkapi dengan fasilitas yang diperlukan, seperti tempat parkir khusus, sumber air, dan fasilitas pengolahan limbah. Hal ini menjadikannya tempat yang ideal bagi para penggemar perjalanan dengan Camper Van untuk beristirahat dan menikmati alam sekitarnya.
Aktivitas Lain di Bukit Tengtung
Selain camping ground dan Camper Van, Bukit Tengtung juga menawarkan berbagai kegiatan dan atraksi lainnya. Anda dapat menjelajahi trekking dan hiking di sekitar bukit untuk menikmati pemandangan alam yang menakjubkan. Ada juga area piknik yang nyaman, di mana Anda dapat menyantap makanan sambil menikmati udara segar dan keindahan alam sekitar.
Bagi pecinta fotografi, Bukit Tengtung menawarkan berbagai spot foto yang menarik dengan latar belakang alam yang indah. Pemandangan matahari terbit dan terbenam di puncak bukit juga patut untuk ditangkap dalam bidikan kamera.
Kesimpulan
Bukit Tengtung Baturaden merupakan destinasi wisata yang menarik di Baturaden, Jawa Tengah. Dengan menggabungkan keindahan alam, fasilitas camping ground, dan area khusus Camper Van, Bukit Tengtung menawarkan pengalaman yang unik bagi para pengunjung yang ingin menikmati alam sambil berkemah atau menjelajahi dengan Camper Van. Dengan berbagai aktivitas dan atraksi lainnya, Bukit Tengtung menjadi tempat yang sempurna untuk berlibur dan mengisi waktu dengan kegiatan yang menyenangkan di tengah alam yang indah. Jika Anda mencari pengalaman yang berbeda dan ingin menjelajahi keindahan alam sambil berkemah atau menggunakan Camper Van, Bukit Tengtung Baturaden adalah destinasi yang patut dipertimbangkan.
Purwokerto, 15 Mei 2024 – Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kemutug Lor, yang berlokasi di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengikuti Rapat Kerja Tim Perhutanan Sosial yang diadakan oleh PWNU Jawa Tengah. Acara tersebut merupakan bagian dari program kerjasama antara Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Rapat kerja ini berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 15 hingga 16 Mei 2024, di Aston Purwokerto.
Rapat kerja ini dihadiri oleh berbagai lembaga pengelola hutan desa se-Kabupaten Banyumas, termasuk LPHD Kemutug Lor. Tujuan utama dari rapat kerja ini adalah untuk membahas perkembangan dan tantangan dalam pelaksanaan perhutanan sosial di wilayah Jawa Tengah, serta bertukar pengalaman antarlembaga pengelola hutan desa.
Perhutanan sosial merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia guna memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan di sekitar mereka. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pemanfaatan dan pelestarian hutan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Melalui program ini, diharapkan tercipta keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
LPHD Kemutug Lor merupakan salah satu lembaga pengelola hutan desa yang telah berhasil melaksanakan program perhutanan sosial dengan baik. LPHD Kemutug Lor secara aktif terlibat dalam pengelolaan hutan desa, melakukan kegiatan pemantauan, pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Dalam rapat kerja ini, LPHD Kemutug Lor berbagi kepada peserta lainnya tentang pengalaman dan hasil yang telah dicapai serta menghadirkan beberapa inovasi dalam pengelolaan hutan desa.
Rapat kerja ini juga menjadi kesempatan bagi LPHD Kemutug Lor dan lembaga pengelola hutan desa lainnya untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kebijakan dan regulasi terkait perhutanan sosial yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, mereka juga dapat menjalin kerja sama dan jaringan dengan lembaga lain untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas pengelolaan hutan desa di wilayah Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah, lembaga pengelola hutan desa, dan organisasi masyarakat dalam menjaga dan mengelola hutan secara berkelanjutan. Dengan adanya rapat kerja ini, diharapkan pengelolaan hutan desa di Kabupaten Banyumas dan wilayah Jawa Tengah secara keseluruhan dapat semakin efektif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat setempat.
Dalam penutupan rapat kerja, LPHD Kemutug Lor yang diwakili oleh Daryono selaku ketua LPHD, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan secara berkala untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam upaya pelestarian hutan serta kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.