
Dewan Pengawas Perhutani tengah melihat praktek perhutanan sosial kemitraan di Desa Karangsalam Lor (Foto : LMDH Wana Lestari)
Desa Karangsalam Lor, 23 Mei 2024 – Noer Fauzi Rachman, Ph.D., yang akrab dipanggil Pak Oji, selaku anggota Dewan Pengawas Perhutani, melakukan kunjungan ke lokasi perhutanan sosial dengan skema KulinKK di Desa Karangsalam Lor. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau praktik perhutanan sosial kemitraan yang dijalankan oleh kelompok masyarakat desa.
Dalam kunjungan tersebut, Pak Oji berbincang dengan Sisworo, Ketua LMDH Wana Lestari, yang turut didampingi oleh Budi Satrio dari Melung. Pak Oji juga melakukan peninjauan langsung ke lahan hutan yang telah ditanami berbagai jenis tanaman seperti Damar, Puspa, Alpukat, dan Kopi. Saat melihat kondisi lahan, Pak Oji memberikan beberapa tips berharga kepada kelompok. Salah satunya adalah saran untuk memberikan jalur pembuangan air bagi tanaman Alpukat agar air tidak menggenang dan menyebabkan akar busuk. Selain itu, ia juga menganjurkan LMDH untuk memperbanyak penanaman bambu, yang tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.
Pak Oji juga menyarankan agar ditanam tanaman Kersem dan Salam untuk menyediakan sumber pakan bagi burung-burung. Keberadaan burung di lokasi wisata Bukit Tengtung diharapkan dapat memberikan kesan positif bagi para pengunjung.
Sisworo juga menjelaskan kepada Pak Oji bahwa di lokasi perhutanan sosial Desa Karangsalam Lor telah dilakukan kegiatan konservasi burung Elang Jawa. “Kami mengajak mantan pemburu untuk menjaga sarang dan menjadikannya wisata minat khusus dan fotografi. Dengan cara ini, burungnya tetap bisa hidup di alam dan secara ekonomi tetap bisa menghasilkan pendapatan,” ungkap Sisworo.
Setelah itu, Sisworo mengajak Pak Oji untuk melihat lokasi wisata Bukit Tengtung yang tengah dikembangkan oleh koperasi. Dalam kesempatan ini, Pak Oji memberikan masukan agar di lokasi wisata ini dapat dibuat sesuatu yang unik. Misalnya, bisa dikembangkan kuliner dari aneka olahan rebung, teh bunga telang, teh bunga rosela, dan potensi-potensi lainnya. Ide-ide ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dalam kesempatan ini, Sisworo juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai rencana spin-off Perhutani kepada PT. Palawi. Ia khawatir bahwa spin-off ini akan merugikan hasil kerja keras kelompok. Sisworo berharap agar Perhutani senantiasa mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait transformasi dari SK Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KulinKK) menjadi Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP).
Sisworo menjelaskan bahwa kelompoknya telah mengikuti semua aturan yang ditetapkan, termasuk membentuk koperasi sebagai syarat KKPP. Namun, hingga kini, status nota perjanjian kerjasama (PKS) dengan Perhutani masih belum ditandatangani. Ia berharap agar proses ini dapat segera diselesaikan sehingga kelompok dapat terus mengembangkan perhutanan sosial dengan lebih baik.
Kunjungan Pak Oji diakhiri dengan harapan bahwa sinergi antara Perhutani dan kelompok masyarakat dapat terus ditingkatkan demi kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan. (Redaksi)
0 Komentar